Tyto Alba merupakan salah satu spesies burung hantu yang banyak tersebar di
seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Dalam bahasa Latin, Tyto alba berarti burung hantu putih. Adapun dalam literatur perburungan internasional, burung ini dikenal dengan nama barn owl:
mengacu pada habitat aslinya berupa gudang-gudang di ladang pertanian.
Masih banyak julukan lain bagi burung hantu ini, misalnya monkey-faced owl (burung hantu berwajah monyet), white owl, dan night owl (hanya mencari mangsa di malam hari)
.
.
Tyto alba biasanya ditemukan di wilayah pemukiman dan ladang
perkebunan. Mereka senang tinggal di ladang-ladang, karena tikus yang
menjadi santapan utamanya sering berada di sana. Selain tikus, burung
hantu juga sering memangsa anak kelinci, kelelawar, katak, kadal,
burung-burung kecil, serangga, bahkan ular kecil.
Burung ini bersifat nokturnal, artinya hanya aktif pada malam hari,
dengan indera pendengaran dan indera penglihatan yang tajam. Tyto alba mampu mendengar dan melihat mangsanya yang berukuran kecil, seperti tikus, dalam jarak cukup jauh.
Untuk menutupi kelemahan pada kedua bola matanya yang tidak bisa
berkedip, burung ini bisa memutar lehernya hingga 270 derajat. Itulah
cara yang biasa dilakukannya ketika mengamati pergerakan mangsanya.
Ketika terbang memburu mangsa, Tyto alba mampu melakukan gerakan
menukik dengan cepat tanpa mengeluarkan suara. Tidak heran jika mangsa
dengan mudah disergapnya dalam waktu sekejap. Karena itulah, Tyto alba
dianggap sangat efektif dalam membasmi hama tikus, dan hal ini sudah
dibuktikan sendiri oleh masyarakat Desa Tlogoweru.
Penangkaran Tyto alba
Untuk memulai penangkaran, sebaiknya Anda memilih burung hantu hasil
penangkaran. Cara ini lebih praktis, karena burung hantu menjadi lebih
mudah dilatih dan lebih cepat beradaptasi dengan kandang barunya yang
sering disebut rumah burung hantu (pagupon).
Pilihlah minimal sepasang burung hantu yang sudah mencapai umur
dewasa kelamin, dengan umur sekitar 1 tahun atau lebih. Untuk
membedakan burung jantan dan betina bisa dilihat dari warna dan motif
bulunya. Silakan perhatikan gambar di bawah ini :
Perbedaan Jenis Kelamin Tyto Alba berdasarkan Bulu dada |
Tyto alba jantan umumnya hanya berpasangan dengan seekor
betina saja (monogami), meski ada juga individu yang memiliki pasangan
lebih dari satu. Pada masa perjodohan, burung hantu akan berburu bukan
hanya malam hari saja, tetapi juga siang hari untuk memberikan makanan
kepada pasangannya.
Saat itulah, ia akan berpatroli dengan mengeluarkan jeritan khasnya
yang menandakan wilayah teritorialnya. Hal ini bukan hanya untuk
mengusir saingannya, tetapi juga untuk menarik perhatian burung betina.
Burung betina menghasilkan telur sebanyak 4 – 6 butir, yang akan
dierami selama 21 – 28 hari. Piyik-piyik yang menetas akan diasuh
induknya selama 60 hari, sampai mereka mulai keluar dari sarangnya.
Tetapi masa sapih (anakan bisa makan sendiri) umumnya terjadi pada umur
85 – 90 hari.
Memanfaatkan jasa Tyto alba
Berikut ini gambar macam-macam rubuha.
Memanfaatkan jasa Tyto alba
Sepasang Tyto alba yang sudah mampu mencari makan sendiri
itulah yang dimanfaatkan untuk menjaga wilayah persawahan, dan mulai
ditempatkan dalam rumah burung hantu (rubuha) atau pagupon.
Sselama berada di dalam rubuha, Tyto alba muda dilatih untuk
beradaptasi dengan lingkungan dan rumahnya yang baru. Selama latihan,
burung masih diberi makanan berupa tikus kecil yang langsung disodorkan
dari tangan kita. Lakukan hal ini selama 1 minggu penuh.
Setelah beradaptasi dengan lingkungan dan rumahnya, burung muda akan
mampu mencari makan sendiri, dengan memantau kondisi persawahan di
sekitarnya. Mereka akan keluar dari rubuha malam hari, untuk menjalankan
tugas mulianya membantu para petani.
Untuk menjaga sawah, setiap 5 – 10 hektare (ha) lahan bisa dibangun
satu rubuha. Hal ini sesuai dengan radius kemampuan burung hantu dalam
menjaga wilayah teritorialnya.
Desain dan konstruksi rubuha tergantung kreasi Anda dan/atau kelompok
Anda. Yang penting burung hantu merasa aman dan nyaman selama berada di
dalamnya. Sebagaimana merpati, burung hantu akan kembali pulang ke
rumahnya, tanpa pernah kesasar.Berikut ini gambar macam-macam rubuha.
Gb. Macam-macam bentuk Rubuha |
Pengembangan Burung Tyto Alba yang pertama investigasi keberadaan Tyto Alba di sekitar anda, Habitat Tyto Alba biasanya di gedung atau sekolah-sekolah yang ada plafonnya. Kedua, mendirikan Rubuha disekitar gedung yang telah terindentifikasi adanya burung Tyto Alba. Jarak pembuatan Rubuha dengan gedung tersebut 50 - 100 m persegi Ketiga, Pembesaran Anakan (Introduksi), Introduksi dilakukan jika disuatu daerah tidak ditemukan keberadaan Tyto Alba. Keempat adalah Adopsi, Adopsi dilakukan apabila ditemukan indukan yang mempunyai anakan sedikit dan diambilkan anakan dari indukan lain yang anaknya terlalu banyak.
Nah, sudah siapkah desa Anda memanfaatkan jasa Tyto alba ? atau bahkan mengembangkannya. Tyto Alba sangat membantu petani dan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar